jejakhadist.com
jejakhadist.com

Pembahasan Lengkap Hadist Al-Ahad.

Secara garis besar hadist jika dikaji dari segi rantai perawinya (sanad) maka tidak akan lepas dari 2 bagian:

Pertama           : Mutawaatir.

Kedua             : Ahad.

Baca Juga: Penjelasan Seputaran Hadist Mutawaatir.

Untuk pembahasan mutawatir telah lewat penjelasannya secara praktis pada artikel sebelumnya, dalam kesempatan ini penulis akan melanjutkan penjelasan hadist ahad; pengertian, hukum, dan jenisnya.

Pengertian Ahad.

Al-Ahad berasal dari bahasa Arab (الآحاد) yang artinya adalah satu, maksudnya adalah berita yang dibawa oleh satu orang.

Secara istilah hadis ahad adalah seluruh hadist yang bukan mutawatir, artinya Suatu hadis yang tidak memenuhi syarat-syarat mutawatir dinamakan ahad.

Hadist ahad secara jumlahnya jauh lebih besar dibandingkan dari hadist mutawatir, oleh itu hadist ahad adalah tujuan dari pembelajaran ilmu hadist sendiri. Karena hadist mutawatir secara kevalidannya bersifat pasti, sedangkan hadist ahad membutuhkan pembelajaran lebih dalam.

Kedudukan Hadist Ahad Dalam Islam.

Hadist ahad memiliki Kedudukan yang mulia dalam islam sebagai pedoman hidup. Hanya saja kedudukannya berbeda dengan mutawatir. Jika hadist mutawatir beritanya wajib diyakini tanpa perlu didahului penilitian (ilmu dharuri) ,maka hadist ahad menunjukkan ilmu zhanni artinya hadistnya dapat diterima tetapi harus didahului dengan penelitian dan pembuktian secara  ilmiah.

Macam-macam Hadist Ahad.

Hadist ahad terbagi menjadi tiga bagian, pembagian ini ditinjau dari jumlah perawi pada sanad hadist, tiga bagian tersebut adalah:

  • Al-Masyhur yaitu hadist ahad yang jumlah perawinya dari awal sanad sampai akhir diatas tiga orang atau lebih, dengan syarat jumlahnya tidak sampai ke-derajat mutawatir.
  • Al-Az’iz yaitu hadist ahad yang jumlah perawinya dari awal sanad sampai akhir dua orang saja.
  • Al-Gharib yaitu hadist ahad yang jumlah perawinya hanya satu orang.
SOSIAL MEDIA
Post terbaru